Dan kisahku bulan ini bisa dibilang cukup menggegerkan.
Bukan hanya menggegerkan hati yang masih kacau balau belum tertata dengan baik
dan benar, hanya saja juga berkaitan dengan lingkungan juga. Rasanya masih
segar di kepala ketika pagi tadi aku ditelpon si Bos dan disuruh segera siap –
siap untuk ke lapangan. Boleh kuperjelas di sini, hal yang paling kubenci
adalah mendadak. Entah kenapa sebagai orang bergolongan darah A sudah menjadi
takdirku untuk terhuyung saat ada perubahan mendadak. Yap, diri kami kaum
golongan A memang sulit beradaptasi dengan dinamika perubahan mendadak itu. Dan
jadilah ketika akhirnya kami sudah bersiap, berlima kami on the way ke
lapangan.
Tuhan Maha Adil dan Tuhan Maha Tahu Segala – galanya. Ketika
feeling ini sudah tak enak sejak pertama kali mempacking ala kadarnya karena
buru – buru, kini rasanya pengen menjerit karena mobil yang dikendalikan si Bos
melaju dengan seenak – enak dia. Sudah menjadi wacana banyak pihak bahwa Bos-ku
adalah orang terlincah yang pernah kita kenal. Ya, dan kita melaju dengan
ehem-kalau boleh kubilang kencang hampir menyamai kecepatan kora – kora (maaf
lebay) dalam perjalanan naik turun itu.
“ Brukkkkk!!!!!!!”
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……”
Teriakan di sampingku itu menyadarkan ada yang salah. Sontak
semua melihat ke belakang dan refleks mobil melaju dengan zig-zag, kami sontak
berteriak antara panik dan nggak percaya.
Jauh di sana, ehm-mungkin sekitar 10 meter sebuah motor
tersungkur dengan 4 orang berguling di jalanan.
Aku dan Pak Agus turun paling depan. Mendekati yang
terguling itu. Secepat kilat orang – orang berkumpul dan semua bingung ya, aku
bingung, semua bingung. Entah apa yang kuteriakkan saat itu yang jelas aku buru
– buru menggendong anak yang menangis itu menjauh dari tempat kejadian. Hingga
akhirnya aku sadar tak ada gunanya karena si anak sibuk meronta dan menangis.
Mobil kami telah berbalik arah dan yang kuketahui setelahnya
kami melaju menuju satu – satunya Rumah Sakit di bumi Batiwakal ini. Oke boleh
kuperjelas lagi keadaanku sekarang?
Aku di box bersama si adek SMKA yang tahu – tahu mabuk
darat. What the…..I dunno what can I say about that -.-“
Dan inilah perjalanan dan pelajaran untuk kami hari ini.
Kami tahu ada yang pasti di dunia ini yang tak kita ketahui kapan datangnya.
But aku akan selalu percaya bahwa doa itu penting, doa itu wajib. Kita bekerja
sepenuh hati sepenuh jiwa tanpa baca “Bismillah” hasilnya akan sama saja. Dan
pukulan telak hari ini special kami persembahkan untuk Bos tercinta, semoga
Beliau selalu sadar bahwa terkadang grusa – grusu bukanlah cara terbaik dalam
bekerja. Sekian.
“ Teruntuk keluarga, sahabat, dan teman – teman tercinta,
berhati – hatilah di jalan”
Berau, 31 Mei 2014
Semoga ini menjadi akhir bulan ini dan menjadi awal bulan
depan yang lebih baik. Aamin