Minggu, 23 Februari 2014

MINGGU TERAKHIR (sedih)

Hari Minggu terakhir yang akan saya nikmati di minggu - minggu terakhir sebelum keberangkatan di tanah rantau. Bahkan ketakutan itu masih bersembunyi jauh dalam hati. Terkadang ia tak mampu menahan ledakannya hingga akhirnya menghambat langkahku untuk memutuskan.

Siap atau nggak, aku tak kan tahu. Aku masih saja mengatakan 50%.

Dan jujur saat seperti ini aku ingin mengingatnya sebagai saat terindah yang akan mengiringi kepergianku kelak. Sayangnya ternyata lebih banyak tangis daripada tawa. Aku sedih. Iya.

Dan seperti menegaskan, aku harus segera pergi secepatnya. Aku sedih di sini, buat apa lagi? :'(

Tidakkah mereka tahu? Tidakkah mereka akan merindukanku kelak? Atau justru sebaliknya, apakah keberadaanku di sini terlalu sangat menganggu, hingga pada akhirnya mereka juga tak tahan padaku dan sangat bersyukur aku akan segera pergi. Mereka tak akan perlu repot2 menyiapkan segalanya untukku karena pada akhirnya aku juga tak akan tahan dan memilih pergi sendiri.

Begitukah Tuhan memilihkan kehidupan terbaik untukku saat ini?

Di saat aku membutuhkan sebuah pijakan untuk menguatkanku, di saat itulah aku merasa tak memiliki siapapun. Jahatnya kurasa.

Dan pada akhirnya aku memang akan pergi, jadi jangan salahkan ketika aku di sana nantinya aku tak akan mengingat apapun di sini. Jangan salahkan ketika akhirnya aku menemukan kebahagiaanku di sana dan melupakan segala kesedihan di sini. Mungkin kamu, kalian, mereka tak akan menyesal telah melepasku dengan tangan terbuka, tapi hatiku iya hatiku akan sangat terluka. Jadi jangan salahkan ketika akhirnya aku memilih diam dan pergi perlahan. Aku tahu ini berat untukku tapi aku juga tahu aku harus berdiri sendiri tanpa kamu, kalian, mereka. Aku akan jemput kebahagiaanku dengan caraku sendiri. Beginilah caraku berpikir.

Tuhan, kuatkan aku

Sebuah rentetan kesedihan di minggu - minggu terakhirku di Yogya. Kota yang telah melekatkanku dengan kehidupan selama puluhan tahun ini. Mungkin aku memang pergi tanpa meninggalkan kenangan untukmu, kalian, mereka, tapi aku akan senang akhirnya kalian bahagia tanpaku. Akhirnya aku akan bebas melakukan sesuai inginku tanpa tameng - tameng kalian yang mungkin terlalu berat dengan adanya aku di sini. Dengan begini bebanku akan hilang, beban kalian juga. 

Tak ada yang bisa kukatakan selain Tuhan, terimakasih telah memberiku jalan menjemput kebahagiaan. Bahagiakan dia, mereka yang telah direpotkan olehku. 

1 komentar: