Senin, 18 Juni 2012

KISAH CEMPLUK


Siapa yang akan tahu kalau sebenarnya kesalahan yang kita buat dimasalalu justru membuka gerbang keberhasilan dimasa sekarang. Cerita ini mungkin tak semenarik cerita cinta para putri raja dan memang para tokohny juga tak ada yang keturunan raja, tapi kalau raja bonar mungkin ada. Kisah cinta yang dibumbui kenyataan bahwa ini mungkin hanya fiktif belaka semakin menarik perhatian bahkan para penonton sepakbola (okelah-malah ngelantur).
Maka dikisahkan pada suatu hari yang panjang dimana seorang gadis bernama Cempluk mulai merasakan bahwa hidupnya membosankan. Ketika dia berjalan di lorong kampusnya yang mirip sebuah rumah sakit ternama, tiba-tiba dia menemukan sebuah brosur  dengan tulisan:
“ PENDAFTARAN ANGGOTA BARU MARCHING BAND”
Dengan senyum mengembang dan angin semilir di sekitarnya, cerita pun dimulai.
----------------------------------
“ Siapp grakk…”
“ Band horn up…”
“ March time march and tu wa ga…”
“ Kiri-kiri-kiri…”
Aku melirik ke samping dan batinku saat itu, ‘ Kenapa kanan tak pernah disebukan? Toh itu akan berguna agar suasana latihan tak membosankan’
Jadi bayanganku saat itu, “March time march and tu wa ga…kiri-kanan-kiri-kanan-diam sedetik-kanan-kiri-kanan…”
Itulah kawan, sepenggal kegiatan ketika kita sedang latsar alias latihan dasar. Hal ini perlu dilakukan sebelum akhirnya kita mendapat materi yang lebih tinggi tingkatannya.
Oke-mungkin kita sebelumnya belum pernah bertemu ataupun kenal. Tapi tentu saja kamu akan tahu aku ini siapa karena sebentar lagi aku akan memperkenalkan diri. Akhir-akhir ini manusia sudah nggak bisa lepas dari yang namanya jejaring sosial. Dari mulai anak-anak ababil hingga yang udah tua-tua kenal dengan yang namanya facebook dan kini mulai meningkat kepada twitter. Tak mau dibilang ketinggalan jaman, meski muka tak pernah se-update fashionista, aku juga punya situs jejaring sosial itu. Awalnya biasa saja hingga aku mulai keranjingan update sana-sini hanya sekedar mengusir kejenuhan atau mengisi waktu luang. Lalu kemudian aku mulai kuliah dan jejaring sosial itu tak sekedar jadi situs update status doang, tapi udah mulai bermartabat perannya sebagai pencari teman baru terutama karena posisiku waktu itu masih jomblo (lalu???ohh-forget it)
Dan dimulailah kisahku bersama nama dari situs jejaring sosialku. Aku tak akan menyangka namaku akan terkenal dan jadi bahan olok-olokan menyenangkan semenjak aku masuk marching. Tak akan ada yang mengetahui bagaimana namaku bisa menjadi berbeda dari nama asliku, tapi tenang aku akan bercerita.
Dikisahkan bahwa jaman dahulu kala, saat di SMA aku memang mempunyai panggilan akrab. Setidaknya hanya teman-teman terdekatku sajalah yang memanggilku seperti itu dan seingatku itu hanya saat aku kelas XI saja. Panggil aku Cempluk. Entah asal muasalnya darimana tapi yang jelas sahabatku memanggilku seperti itu karena posturku saat itu yang masih cubby. Cempluk merupakan bahasa Jawa yang artinya cubby dan begitulah, saat situs jejaring sosial mulai meracuni otak-otak anak sekolahan termasuk aku, aku menamainya dengan Niets Cempluk. Mungkin dibilang alay namaku jika itu kubuat tahun sekarang. Api dulu ketika awal-awal meledaknya fesbuk, aku justru berpikir ulang untuk memakai nama asliku, takut ketahuan (hee). Dan di situlah. Tak bermasalah setelahnya aku memakai nama itu untuk situs jejaring sosialku dan teman-temanku tetap memanggilku dengan nama asliku. Benar-benar tak bermasalah. Hingga suatu hari, ketika aku ditakdirkan untuk masuk marching band dan bertemu dengan spesies-spesies yang sebelumnya belum pernah kukenal, aku mulai menyadari efek dari nama situs jejaring sosialku. Entah setan apa yang merasukiku waktu itu, tapi aku sangat keranjingan marching band beberapa bulan sebelum aku benar-benar bisa mendaftar ke sana (untuk yang kedua kalinya, bagian ini tak perlu kuceritakan di sini). Kurelakan hari-hariku ketika mereka tampil berparade atau yang lain untuk datang dan memfoto mereka. Aku sebenarnya tak ingin mereka mengenalku, tapi karena memang aku sudah berkawan dengan mereka di fb, iseng-iseng kutaq saja foto-foto mereka disana. Dan ketika aku benar-benar bisa merasakan suasana latihan, mulailah mereka tahu siapa aku sebenarnya.
Berkawanlah aku dengan Ical dan Ella. 2 spesies antik di section colour guard kami. Ical terutama biang keroknya karena dia entah iseng entah kenapa tertarik mencari namaku di google. Bukan kawan, bukan nama asliku tapi nama mediaku alias Cempluk. Lalu entah bagaimana caranya tiba-tiba semua orang memanggilku Cempluk.
Hahahaha-aku bahkan ingin tertawa sekarang kawan. Bagaimana nama itu tiba-tiba bisa terkenal begitu saja, padahal dulu orang jelas tak akan melirik siapa atau apa cempluk itu, hee :P. Tak berhenti sampai di situ kami satu tim bahkan punya yel yel tentang Cempluk.
“ Cemplak Cempluk Jos!”, kau pasti akan mendengarnya tiap kali kami tos.
Haaa-aku bagaikan boneka bagi mereka kawan. Tapi boneka kesayangan, so aku nggak akan merasa telah dibully. Karena entah kenapa, tapi aku memang tak pernah marah walau mereka menyanyikan lagu ulang tahun versi Cempluk.
“ Happy Birthday to you…Cemplak Cempluk Jos…Happy Birthday to you…Cemplak Cempluk Jos….”
Atau lagu Maju Tak Gentar
“ Maaaajuuuu tak gentarrrrrr….membeeeelaaaa yang benarrr…Cemplak Cempluk Jos…”
Semua itu seperti es di gurun yang panas. Penyejuk saat masalah datang dan tim kreatif di balik itu semua benar-benar telah membawakanku sebuah kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar