" akhir-akhir ini merindukan purna, merindukan latihan....tapi tiap aku merasakannya ada sisi lain hatiku yang memendamnya, ditahan dulu sebelum semuanya kelar....hanya bisa mengatakan maaf "
Rabu, 23 Mei 2012
Senin, 21 Mei 2012
Kisah Lobet Dan Carjer (Part 2)
Dan pagi ini dapet sms dari Hana :
'Mbak mas ini hp temennya ketinggalan di masjid, nggak tahu saya namanya. Tapi dia anak kehutanan, anak marching. Hp-nya saya bawa, bisa diambil. Takmir Masjid'
Sms dari Aa :
' ai ada berita baik...hp ai ditemuin takmir masjid...'
INTINYAAAAAAAAAAAAAAAA:
LOBET DAN CARJER DITEMUKAN!
Sekarang sudah nangkring dicolokan bareng listrik.(Nggak jadi galau :)
^_^
Alhamdulillah masih rejeki.
'Mbak mas ini hp temennya ketinggalan di masjid, nggak tahu saya namanya. Tapi dia anak kehutanan, anak marching. Hp-nya saya bawa, bisa diambil. Takmir Masjid'
Sms dari Aa :
' ai ada berita baik...hp ai ditemuin takmir masjid...'
INTINYAAAAAAAAAAAAAAAA:
LOBET DAN CARJER DITEMUKAN!
Sekarang sudah nangkring dicolokan bareng listrik.(Nggak jadi galau :)
^_^
Alhamdulillah masih rejeki.
BREAKAWAY
Grew up in a small town
And when the rain would fall down
I’d just stare out my window
Dreaming of what could be
And if I’d end up happy
I would pray (I would pray)
Trying hard to reach out
But when I tried to speak out
Felt like no one could hear me
Wanted to belong here
But something felt so wrong here
So I prayed I could break away
[Chorus:]
I’ll spread my wings and I’ll learn how to fly
I’ll do what it takes til’ I touch the sky
And I’ll make a wish
Take a chance
Make a change
And breakaway
Out of the darkness and into the sun
But I won’t forget all the ones that I love
I’ll take a risk
Take a chance
Make a change
And breakaway
Wanna feel the warm breeze
Sleep under a palm tree
Feel the rush of the ocean
Get onboard a fast train
Travel on a jet plane, far away (I will)
And breakaway
[Chorus]
Buildings with a hundred floors
Swinging around revolving doors
Maybe I don’t know where they’ll take me but
Gotta keep moving on, moving on
Fly away, breakaway
I’ll spread my wings
And I’ll learn how to fly
Though it’s not easy to tell you goodbye
I gotta take a risk
Take a chance
Make a change
And breakaway
Out of the darkness and into the sun
But I won’t forget the place I come from
I gotta take a risk
Take a chance
Make a change
And breakaway, breakaway, breakaway
Ketika Lobet dan Carjer ditemukan
dan aku belajar sesuatu hal bahwa yang kecil pun kadang tetap harus diperhatikan
Chassing 21 tahun
Umur 5 tahun
Masih inginkah melekat disini???
Minggu, 20 Mei 2012
Kisah Lobet Dan Carjer (Part 1)
Kata pertama yang
muncul di kepalaku : DESPERATE!
Damn!
Hari ini nampaknya
membawa banyak kisah di penghujung hariku. Banyak cerita dari yang lucu, seru,
membosankan sampai akhirnya aku menuliskan ini dengan perasaan Desperate yang
teramat sangat dan emosi yang sedikit meledak-ledak (maaf hari pertama PMS)
Hari ini dimulai
dengan malam sebelum pagi dimana aku menghabiskan pulsa 4000 salah satu kartuku
karena tak bisa tidur hanya untuk mendengar suaranya di ujung sana, hingga
akupun terlelap dan tak sadar kalau jatah telpon sudah habis.
Lalu
pagi…..praktikum jam 7 pagi terbangun jam 6.10. Lumayanlah untuk bersiap-siap.
Tanpa sarapan tanpa persiapan kecuali air minum berangkatlah aku ke kampus dan
menemukan kenyataan bahwa kampus masih sepi. Akh!
Dalam hati
menggerutu, " Tahu gini mampir dulu kek beli roti ato susu…--__-- "
Ini baru yang
pertama…
Yang kedua….
Praktikum baru
dimulai jam 9….. Hedehhhh….
Akhirnya sebelum
praktikum kita mampir dulu ke kopma lumayanlah ada sumbangan dari beberapa
kepala yang menghasilkan beberapa bungkus Sari Roti, Permen Nano-Nano dan Ops
plus beberapa botol air mineral (khusus untuk Ops-nya makasih ya,,,,akhirnya
aku yang bawa sampe kos gara-gara nggak ada yang buka alias nggak sempet
dimakan) :D
Kemudian dimulailah
praktikum yang sangat rempong ini dengan beberapa kendala tapi untunglah otak
anak-anak cling jadi ya dengan beberapa kegagalan justru membawa kita pada
strategi hahahahaha #menghiburdiri
Lanjuttt……alhasil,
dari strategi kita itu, 2 jam kita kelar SATU BARIS DATA. Dan lanjutlah kita
dengan aktivitas paling menyenangkan…ISTIRAHAT.
Niat makan ditempat
enak ehh….tutup. Walhasil membawa kita mencoba menu baru berupa empal gentong
yang bagiku sangat kekurangan dengan porsinya. Wajarlah…..anak praktikum :)
Lalu, demi menjaga
kewibawaan (gue anak jilbaban bro) setelah memenuhi hasrat untuk makan, kita
mencari masjid terdekat untuk sholat. Disitulah segala ke-Desperate-an bermula.
Entah doa siapa yang
saat itu merasuki pikiranku. Saat hendak sholat, selain mengeluarkan mukena
dari dalam tas….aku juga mengeluarkan HaPe Lobetan-ku yang bernama Lobet.Sejak
pertama kali memakai Lobet, kemana-mana dia nggak pernah lepas sama pasangannya
yaitu Charger (kunamai Carjer). Lobet dan Carjer adalah pasangan paling
fenomenal sepanjang sejarah aku memakainya. Pasalnya mereka selalu menuntut
untuk dicolokin ke listrik tiap waktu. Sehari bisa 10x lebih aku mencoloknya
kesana. Tapi tak apalah…itulah uniknya Lobet dan Carjer.
Nah….selesai sholat
nih…aku melipat mukena, memandang ke seluruh bagian masjid dan menemukan tali
penyala kipas angin. Saking panasnya, kunyalain saja itu kipas dan berhela-hela
sedikit (Lumayanlah bisa diving-copas anak marching. Setelah itu, sambil menunggu
salah satu teman aku terpesona dengan beberapa anak kecil yang ribet banget mau
beli es krim. Sampe dibela-belain mas-mas penjualnya pula, tapi ujung-ujungnya
yang beli cuma satu anak.
Kemudiannnn……………..kita
lanjut praktikum lagi donk :)
Ketawa-ketiwi
hahahihi….dan deg!
HAPEKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!!
Damn! Si Lobet sama
Carjer ketinggalan browwwwwwwwww….
Bingung hubungi
siapa pake hape yang ditangan (yang nggak semua nomor tersave disana),
cari-cari dilist phonebook siapa kira-kira yang bisa diminta bantuannya. Hingga
akhirnya menemukan nama salahsatu co.ass tapi ujung-ujungnya nggak ada respon
juga.
Niat hati pengen
jalan lagi saja ke sana,tapi setelah dipikir-pikir jauh juga ya (posisi sudah
berpindah bro) yang akhirnya mengurungkan niat dan menunggu hingga bantuan
datang.
Setelah beberapa
jam, akhirnya ada juga. Pake motor ngenngggggg………..menuju TKP.
Tengok kanan-tengok
kiri, banyak orang hendak sholat Ashar, buka pintu dan menuju tempat Lobet dan
Carjer dicolokkan dan………………………………….HILANG, GONE, MISSING, ILANG, LENYAP, RA
ONO!
Demikianlah kawan
ke-Desperate-an ku bermula. Si Lobet dan Carjer hilang, entah dimana, entah
siapa, aku tak tahu. Lalu aku menuliskan ini sambil memandang langit hitam di
atas sana :
Aku : (Membayangkan
Lobet dan Carjer yang entah dimana)" Lobet…Carjer…maafkan aku, mungkin ini
karma karena aku memakai Si Hitam (Hape
yang ditangan)tanpa meminta restumu. Kalian pasti kedinginan di sana, nggak ada
yang ngasih kalian listrik…Lobet Carjer…maafkan aku "
Pembicaraan Lobet,
Carjer, dan Si Hitam beberapa waktu lalu…
Lobet : "Hey
Hitam…kamu kok baru muncul udah jadi primadonanya sih?"
Si Hitam :
"Maaf ya Lobet…aku emang biasa jadi primadona kok. Kamu sendiri kenapa
sekarang jadi dianggurin gini?"
Lobet : "Aku
udah tua Tam…aku udah nggak kuat lagi. Tiap hari dikasih listrik bosennn
>.< "
Carjer : "
Betul Tam….aku juga. Dicolokin mulu ke listrik….bosennn >.< sekali-kali
kenapa nggak air gitu, api ato apa gitu…"
Lobet : "
Mungkin ini saatnya kita berdua menyerahkan tanggungjawab menemaninya padamu
Hitam "
Hitam : "
Eh-maksud kalian???"
Lobet dan Carjer :
" Sudah saatnya kita pensiun :) "
Hitam : "
Hah?!! Maksud kalian apa??"
Lobet dan Carjer :
" ^_^ jaga si empunya dengan baik ya….harus kuat dan tangguh ya "
Hitam : "
Tapi-tapi kalian…."
Ndretttttttt-ndrettttttt-ndretttttttttttttt
(bunyi alarm)
Aku…memandang Si
Hitam dan membayangkan Lobet dan Carjer disana (sedang honeymoon)
Si Lobet
Si Carjer
Si Hitam
Gregetannnnnnnnnnnn!
Jumat, 18 Mei 2012
My Life?
Ini dia...
Berputar-putar...berputar-putar...hingga akhirnya mencapai titik terjenuhnya untuk kemudian berhenti sejenak. Sekali lagi tentang galau berkualitas.
Skripsi, Marching, Aku.
Apa itu tadi? 3 hal yang mengisyaratkan apa itu tadi?
Entah setan apa yang menguasaiku saat ini rasanya aku ingin berteriak pada Tuhan minta petunjuk. Akan kemana arahku ini nantinya.
Hatiku....
" seolah menemukan belahan hati yang lama tak pernah kutemui...aku begitu mencintainya...Marching Band...ya,marching band...."
100% tekad bulatku padanya untuk menjadikan aku ini siapa nantinya, tapi......GAGAL!
Siapa aku ini di lapangan purna? Cempluk? Siapa Cempluk itu? Hanya tokoh fiktif yang sengaja kuciptakan di lingkungan baruku untuk menjadikanku sedikit "dianggap", tapi ujung-ujungnya aku malah jadi bahan bully-an dan joke untuk mereka.
Aku? Aku sendiri tak punya nama di sana. Aku tak menjadi apa-apa sampai sekarang....atau mungkin belum? Aku tak menjadi orang penting dalam artian orang yang punya nama di sana, orang yang akan diserahi tanggungjawab hingga memaksanya untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Sementara aku dulu, sekarang, kini...hanyalah player. Orang yang akan disuguhi banyak pilihan yang ujung-ujungnya membuatmu galau sepanjang waktu.
Maaf-agar tak salah mengerti. Aku tak gila jabatan, hanya saja aku sekarang ini entah kenapa....merasa bimbang dengan posisi yang menawarkan banyak pilihan padaku.
Aku mahasiswi....InsyaAllah setahun lagi akan segera meloloskan diri ke pintu kerja dunia luar. Aku bekerja untuk apa? Untuk memperbaiki nasibku kan? Tak mau kan aku harus hidup seperti ini lagi hingga anak cucuku nanti.
Hanya saja,,,,,aku harus memperbaiki nasibku dengan cara bagaimana?
Banyak pertanyaan muncul yang tak kutahu jawabannya. Aku bimbang saja....
posisiku ini...mau dibawa kemana sekarang? Aku punya banyak pilihan dan setiap pilihan itu akan membawaku kepada jalan yang berbeda. Jalan yang kuambil adalah setiap tapak yang akan menentukan masa depanku kelak.
Berputar-putar...berputar-putar...hingga akhirnya mencapai titik terjenuhnya untuk kemudian berhenti sejenak. Sekali lagi tentang galau berkualitas.
Skripsi, Marching, Aku.
Apa itu tadi? 3 hal yang mengisyaratkan apa itu tadi?
Entah setan apa yang menguasaiku saat ini rasanya aku ingin berteriak pada Tuhan minta petunjuk. Akan kemana arahku ini nantinya.
Hatiku....
" seolah menemukan belahan hati yang lama tak pernah kutemui...aku begitu mencintainya...Marching Band...ya,marching band...."
100% tekad bulatku padanya untuk menjadikan aku ini siapa nantinya, tapi......GAGAL!
Siapa aku ini di lapangan purna? Cempluk? Siapa Cempluk itu? Hanya tokoh fiktif yang sengaja kuciptakan di lingkungan baruku untuk menjadikanku sedikit "dianggap", tapi ujung-ujungnya aku malah jadi bahan bully-an dan joke untuk mereka.
Aku? Aku sendiri tak punya nama di sana. Aku tak menjadi apa-apa sampai sekarang....atau mungkin belum? Aku tak menjadi orang penting dalam artian orang yang punya nama di sana, orang yang akan diserahi tanggungjawab hingga memaksanya untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Sementara aku dulu, sekarang, kini...hanyalah player. Orang yang akan disuguhi banyak pilihan yang ujung-ujungnya membuatmu galau sepanjang waktu.
Maaf-agar tak salah mengerti. Aku tak gila jabatan, hanya saja aku sekarang ini entah kenapa....merasa bimbang dengan posisi yang menawarkan banyak pilihan padaku.
Aku mahasiswi....InsyaAllah setahun lagi akan segera meloloskan diri ke pintu kerja dunia luar. Aku bekerja untuk apa? Untuk memperbaiki nasibku kan? Tak mau kan aku harus hidup seperti ini lagi hingga anak cucuku nanti.
Hanya saja,,,,,aku harus memperbaiki nasibku dengan cara bagaimana?
Banyak pertanyaan muncul yang tak kutahu jawabannya. Aku bimbang saja....
posisiku ini...mau dibawa kemana sekarang? Aku punya banyak pilihan dan setiap pilihan itu akan membawaku kepada jalan yang berbeda. Jalan yang kuambil adalah setiap tapak yang akan menentukan masa depanku kelak.
Hujan dan Perahu Kertas
Satu hal lagi yang kini kupercaya...
bahwa aku tak pernah ingin membuatnya sedih....
Hujan, kenapa kau bawa kembali air mata itu kepadanya. Harusnya kau menyampaikan betapa aku merindunya saat ini. Harusnya kau membawa Perahu Kertas kami berlayar kembali.
Seolah ingin berandai-andai. Andai saja saat ini aku ada di dekatnya, akan kudekap dia dalam hangatnya cinta dan kasih sayang. Kuharapkan jiwaku mampu menguatkan kepedihannya. Membawanya meninggalkan pikiran yang buntu karena kesedihan, menuntunnya menuju keindahan.
Engkau yang hatinya baik....
Yang saat ini sedang di sana, dimana jarak tengah menguji kegagahan cinta kita
Ingatlah bahwa tak akan ada pelangi jika tak ada hujan
Dan hujan....akan selalu menawarkan pelangi sebagai dessert-nya
Ingatlah bahwa masih akan ada tempat untuk engkau menuang segala kepedihan itu
Dan akan kugantikan dengan kebahagian yang membawa senyummu kembali padaku
Engkau yang hatinya baik di sana....
Biarkan Tuhan menguji lewat sang hujan
Kita buat Perahu Kertas lagi ^.^
bahwa aku tak pernah ingin membuatnya sedih....
Hujan, kenapa kau bawa kembali air mata itu kepadanya. Harusnya kau menyampaikan betapa aku merindunya saat ini. Harusnya kau membawa Perahu Kertas kami berlayar kembali.
Seolah ingin berandai-andai. Andai saja saat ini aku ada di dekatnya, akan kudekap dia dalam hangatnya cinta dan kasih sayang. Kuharapkan jiwaku mampu menguatkan kepedihannya. Membawanya meninggalkan pikiran yang buntu karena kesedihan, menuntunnya menuju keindahan.
Engkau yang hatinya baik....
Yang saat ini sedang di sana, dimana jarak tengah menguji kegagahan cinta kita
Ingatlah bahwa tak akan ada pelangi jika tak ada hujan
Dan hujan....akan selalu menawarkan pelangi sebagai dessert-nya
Ingatlah bahwa masih akan ada tempat untuk engkau menuang segala kepedihan itu
Dan akan kugantikan dengan kebahagian yang membawa senyummu kembali padaku
Engkau yang hatinya baik di sana....
Biarkan Tuhan menguji lewat sang hujan
Kita buat Perahu Kertas lagi ^.^
Minggu, 13 Mei 2012
KADANG AKU....
Kadang aku benci dengan rindu
Kadang aku benci saat-saat aku menunggu tapi yang ditunggu tak kunjung datang
Kadang aku benci dengan waktu luangku
_Kalimat yang kutulis saat aku merasa jenuh dengan arti kata menunggu_
Semoga akan selalu jadi pencerah saat kutemukan jalan buntu
Bolehkan kalau aku sedikit mencurahkan rasa?
*KOTAK RINDU*
" Padamu perahu kertas kukirimkan kotak rindu ini untuknya. Aku mohon jangan kau hempas dia, ini rindu terakhirku. Hujan bawalah perahu kertasku, labuhkan kotak rinduku padanya. Ini yang terakhir, kumohon jangan kau hempaskan. Nanti kalau tiba masa sampaikan padanya, ini dari aku." (COPAS)
Jumat, 11 Mei 2012
Goresan Pena
Kembali.....goresan penanya menenangkan hatiku :
"Bukan berarti doamu yang selalu kamu minta itu tidak diijabahi oleh Gusti Pengeran,
Melainkan Allah itu tau, yang kamu minta itu mungkin belum waktunya untuk kamu menerimanya.
Tapi coba renungi, apakah kamu pernah meminta untuk diberikan mata, hidung, telinga dan seluruh anggota badanmu? Pasti tidak kan?...
Karena itulah Allah itu tau yang kamu butuhkan, dan Dia memeberikan apa yang kamu butuhkan...
Bukan yang kamu inginkan"
Semoga keteguhan itu tetap teguh...
walaupun selalu tergoyang oleh godaan sesaat...
-Sepenggal kalimat....penuh makna-
"Bukan berarti doamu yang selalu kamu minta itu tidak diijabahi oleh Gusti Pengeran,
Melainkan Allah itu tau, yang kamu minta itu mungkin belum waktunya untuk kamu menerimanya.
Tapi coba renungi, apakah kamu pernah meminta untuk diberikan mata, hidung, telinga dan seluruh anggota badanmu? Pasti tidak kan?...
Karena itulah Allah itu tau yang kamu butuhkan, dan Dia memeberikan apa yang kamu butuhkan...
Bukan yang kamu inginkan"
Semoga keteguhan itu tetap teguh...
walaupun selalu tergoyang oleh godaan sesaat...
-Sepenggal kalimat....penuh makna-
From: aalang.blogspot
I'm Afraid
Pengen tereak...pengen tereakkkkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!Aaaaaarrrrrrrrrrrrrrgggggggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Tertekan banget aku hari ini. Sms war-wer-war-wer masuk, ngurus ini itu, minta ini itu.Akh!
Mana akunya lagi galau super pula. Bimbang pikiran antara mikir ini itu. Pengen sejenak berhenti dari waktu ini untuk berpikir lebih lama. Jadi intinya....aku jenuh.
Jenuh karena aku harus mikir yang nggak jelas pastinya. Jenuh karena aku masih belum bisa menjadi apa yang kumau. Jenuh karena aku lelah.
Semalam, seperti dugaanku sebelumnya, pembicaraan yang kuhadapi adalah tentang "Gimana keberlanjutanmu". Hufh....aku menghela napas. Ini yang kutahu aku sendiri tak tahu jawabannya. Aku masih bimbang sangat. Di saat itulah kemudian aku merasa dalam waktu dekat mau nggak mau aku harus sudah mendapatkan kepastiannya. Pertemuan dengan dosen itu...harus segera dilakukan!
Kemudian setelah itu...entah karena kepo atau bagaimana aku menemukan foto ini :
Yups...lihat kawan. Itu 3 foto teman seangkatanku. Yang paling pojok kanan itu. Itu sahabatku. Inilah kemudian yang membuatku galau lagi. Melihat dia....melihat sahabatku, melihat gadis itu...aku sampai sekarang tak akan mengampuni diriku sendiri. Ada satu kesalahan fatal yang sampai sekarang masih membuatku merasa tak enak padanya.
Adalah kita berdua. Dari sejak semester awal (makrab tepatnya) hingga pertengahan kita masuk, kita sudah dicap sebagai Si Kembar. Bagaimana tidak??? Kemana-mana kita selalu bersama. Ngapa-ngapain kita selalu bareng. Segala hal....segala kondisi...kita selalu bersama. Berbagi suka-berbagi duka. Hingga akhirnya......aku memutuskan untuk kemudian memilih jalan yang sedikit berbeda dengan prinsipnya. Aku masuk marching.
Boleh dikatakan dia saat itu bukannya tak setuju dengan aku ikut UKM tersebut, tapi namanya juga sahabat, segalanya dia sampaikan termasuk yang terburuk jika aku ikut UKM itu. Tapi dasarnya aku bandel, proses yang banyak orang mengatakannya dengan 'berat' tak kupedulikan. Dia-sahabatku itu mengerti dan hanya mengingatkanku agar kegiatanku itu tak mengganggu kuliahku. Khas seorang sahabat sekalikan??
Maka.....dimulailah kami dengan jalan kami sendiri. Mula-mulanya tak banyak yang berbeda. Toh saat itu aku juga masih latsar. Kita masih sering bersama dikampus dan sorenya aku latsar. Hingga suatu saat....mungkin Tuhan telah memperingatkan dengan beberapa kejadian sebelum itu.
Sahabatku...membeli sepeda baru. Rasanya senang sekali dia punya barang itu. Masih gress dan bagus pula. Dia beri nama "Lorenzo". Kita berdua...kadang memakainya secara bergantian dan berjalan-jalan dengannya. Tapi entah kenapa naas sekali ketika engkau dipercaya seseorang untuk menjaga barangnya tapi engkau lalai dengan itu.
Sore itu...sahabatku ada English Club. Dia menyuruhku untuk membawa sepedanya sekalian aku berangkat latsar. Beruntunglah aku, tak perlu capek-capek jalan kaki, kuturuti saja maunya. Kuparkir sepedanya di tempat parkir purna dan aku segera menyusul latsar yang tempatnya di depan.
Magrib tepatnya, kami selesai latsar. Ada seseorang yang bertanya padaku apakah aku mau jalan kaki pulang dengannya. Kujawab saja dengan, " Aku bawa sepeda temenku lho ". Dia tertawa. Tak percaya aku bawa sepeda. Akhirnya aku ingin menunjukkan buktinya dengan segera datang ke parkiran dan menuju tempat sepeda tadi kuparkir.
Detik pertama aku sampai di tempat parkir.
Detik kedua aku melihat ke sekeliling tempat parkir.
Detik ketiga............................aku tak menemukan sepeda itu.
Ya kawan.....itulah yang kubilang kelalaian. Aku tak menjaga Lorenzo hingga secara sempurna dia raib entah dicuri siapa.
Petang itu aku menangis air mata.
DAN HINGGA SEKARANG AKU MASIH MENANGIS DALAM HATI.
Sempurnalah sudah. Persahabatan yang kujalin bersamanya kian lama kian berubah. Sejak 2 tahun lalu, sejak saat itu...aku telah berjanji untuk menggantinya. Tapi...uang 1.700.000 lebih aku bahkan tak punya. Tabunganku????Aku tak pernah benar-benar punya tabungan kawan. Om-ku tak pernah lagi mengirimiku uang bulanan seperti saat dulu 3 semester awal aku di sini. Ayahku? Ibuku? Untuk makan saja mereka kesusahan, untuk memenuhi semua kebutuhan kuliahku saja mereka mesti gali lubang tutup lubang, untuk keperluan adik-adikku saja mereka harus rela kehilangan muka bekerja. Untuk itulah kenapa aku selalu mengandalkan BOP (Beasiswa Operasional Pendidikan) yang artinya kalau engkau dapat, engkau akan bebas membayar sks yang jutaan itu. Hingga akhirnya mentok di semester 5 kawan karena kebijakan fakultas yang mewajibkan setiap pengajuan beasiswa harus melampirkan proposal PKM (Pekan Kreatifitas Mahasiswa) yang aku sendiri tak pernah memilikinya. (Untuk bagian PKM ini mungkin akan kuceritakan di lain judul)
Untuk itulah kawan....aku di sini, aku tak pernah mendapat jatah bulanan. Kalau boleh kubilang....aku hanya akan diberi uang 100.000 atau bahkan mungkin 50.000 saja untuk mensuplai kebutuhanku hingga akhirnya aku akan minta lagi dan lagi dan lagi. Terjawab sudah kan kenapa aku enggan diajak nongkrong di tempat makan yang relatif mahal atau untuk sekedar nonton film terbaru di bioskop, atau mungkin kenapa aku tak pernah berusaha balas mentraktir kawan-kawanku yang saat ultah mereka mentraktirku.
Dan itulah kenapa kemudian kadang aku galau dengan diriku sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja aku masih tak mampu. Aku masih menjadi orang yang memikirkan "makan apa besok" bukan orang yang memikirkan "karya apalagi yang akan kuhasilkan besok"
Kembali lagi ke galauku tadi. Hingga sekarang.....hutang itu masih ada. Hingga sekarang aku masih memikirkan bagaimana aku bisa melunasinya. Hingga sekarang aku masih mengeluh tanpa usaha....
Dan keadaanku dengan sahabatku itu. Entahlah....aku masih tak enak dengannya. Aku masih membatasi pertemuanku dengannya. Aku masih takut aku akan mengatakan "aku belum bisa melunasinya sekarang...". Hingga kemudian aku menemukan foto itu. Sudah menjadi hebat dia sekarang.
Dia.........bolehkah kalau kubilang aku iri dengannya, tapi aku juga bangga padanya. Aku iri karena prestasi yang bisa kubanggakan sekarang hanyalah sekedar ini :
Piala siapakah itu?Bukan pialaku. Itu piala unit. Siapakah yang mendapatkan nama besar itu? Bukan aku....tapi unit. Intinya....kalah jauh aku dengannya. Kalau boleh kubilang....nilaiku nol (NOL BESAR). Inikah yang kemudian kubilang dulu bisa menjadikanku "siapa-aku". Inikah yang bisa kuraih sebagai ganjaran kelalaianku itu? Inikah pengganti yang sepadan aku dan sahabatku?
Aku sekarang.....seolah sedang di arena pertandingan. Semua mata menatap padaku. Semua orang tahu apa yang akan kulakukan. Pandangan mereka......pandangan harapan. Tapi badai berkecamuk dalam batinku. Aku takut menghadapi apa yang di depan. Aku tak pantas sebenarnya berada di arena pertandingan ini. Harusnya aku menjadi penonton saja.
Aku kadang berpikir. Sebegitu mudahkah mereka-mereka yang di sana berleha-leha, minta ini itu semuanya ada. Aku minta IPK 3 saja sudah kembang kempis aku. Aku minta satu judul skripsi saja sampai sekarang aku belum tahu. Aku minta untuk membayar ini itu, aku harus memikirkannya 1000 kali dulu. Aku minta menjadi diriku sendiri saja....aku masih saja takut.
Intinya......aku takut dengan semua kehidupan ini. Aku takut aku menhancurkan harapan orang tuaku untuk tepat lulus 4 tahun, untuk segera mencari kerja, untik segera menggantikan peran Bapakku membiayai adik-adikku. Aku takut aku tak mendapatkan apa-apa di hal yang kusukai sekarang. Aku bahkan takut akan diriku sendiri.
Sahabat...
kalau kau mendengarku sekarang, aku ingin mengatakan maaf mungkin untuk yang keseribu kalinya aku berucap
bukan karena aku tak mau membayar hutangku padamu
bukan.....
hanya saja kawan....
aku tak punya.....aku tak punya yang bisa untuk mengganti semua itu
orang tuaku pun, aku yakin mereka juga pasti sedang memikirkan bagaimana caranya
aku ingin engkau bersabar,,,,
maaf untuk membuatmu bersabar lagi.....
hanya saja.....
hanya itu yang bisa kulakukan sekarang
maaf....sekali lagi maaf....
Satu pertanyaan yang kemudian muncul di kepalaku, " Kenapa aku tak mencoba bekerja part time?"
Aku diam saja. Tak ada jawaban untuk itu.
Tertekan banget aku hari ini. Sms war-wer-war-wer masuk, ngurus ini itu, minta ini itu.Akh!
Mana akunya lagi galau super pula. Bimbang pikiran antara mikir ini itu. Pengen sejenak berhenti dari waktu ini untuk berpikir lebih lama. Jadi intinya....aku jenuh.
Jenuh karena aku harus mikir yang nggak jelas pastinya. Jenuh karena aku masih belum bisa menjadi apa yang kumau. Jenuh karena aku lelah.
Semalam, seperti dugaanku sebelumnya, pembicaraan yang kuhadapi adalah tentang "Gimana keberlanjutanmu". Hufh....aku menghela napas. Ini yang kutahu aku sendiri tak tahu jawabannya. Aku masih bimbang sangat. Di saat itulah kemudian aku merasa dalam waktu dekat mau nggak mau aku harus sudah mendapatkan kepastiannya. Pertemuan dengan dosen itu...harus segera dilakukan!
Kemudian setelah itu...entah karena kepo atau bagaimana aku menemukan foto ini :
Yups...lihat kawan. Itu 3 foto teman seangkatanku. Yang paling pojok kanan itu. Itu sahabatku. Inilah kemudian yang membuatku galau lagi. Melihat dia....melihat sahabatku, melihat gadis itu...aku sampai sekarang tak akan mengampuni diriku sendiri. Ada satu kesalahan fatal yang sampai sekarang masih membuatku merasa tak enak padanya.
Adalah kita berdua. Dari sejak semester awal (makrab tepatnya) hingga pertengahan kita masuk, kita sudah dicap sebagai Si Kembar. Bagaimana tidak??? Kemana-mana kita selalu bersama. Ngapa-ngapain kita selalu bareng. Segala hal....segala kondisi...kita selalu bersama. Berbagi suka-berbagi duka. Hingga akhirnya......aku memutuskan untuk kemudian memilih jalan yang sedikit berbeda dengan prinsipnya. Aku masuk marching.
Boleh dikatakan dia saat itu bukannya tak setuju dengan aku ikut UKM tersebut, tapi namanya juga sahabat, segalanya dia sampaikan termasuk yang terburuk jika aku ikut UKM itu. Tapi dasarnya aku bandel, proses yang banyak orang mengatakannya dengan 'berat' tak kupedulikan. Dia-sahabatku itu mengerti dan hanya mengingatkanku agar kegiatanku itu tak mengganggu kuliahku. Khas seorang sahabat sekalikan??
Maka.....dimulailah kami dengan jalan kami sendiri. Mula-mulanya tak banyak yang berbeda. Toh saat itu aku juga masih latsar. Kita masih sering bersama dikampus dan sorenya aku latsar. Hingga suatu saat....mungkin Tuhan telah memperingatkan dengan beberapa kejadian sebelum itu.
Sahabatku...membeli sepeda baru. Rasanya senang sekali dia punya barang itu. Masih gress dan bagus pula. Dia beri nama "Lorenzo". Kita berdua...kadang memakainya secara bergantian dan berjalan-jalan dengannya. Tapi entah kenapa naas sekali ketika engkau dipercaya seseorang untuk menjaga barangnya tapi engkau lalai dengan itu.
Sore itu...sahabatku ada English Club. Dia menyuruhku untuk membawa sepedanya sekalian aku berangkat latsar. Beruntunglah aku, tak perlu capek-capek jalan kaki, kuturuti saja maunya. Kuparkir sepedanya di tempat parkir purna dan aku segera menyusul latsar yang tempatnya di depan.
Magrib tepatnya, kami selesai latsar. Ada seseorang yang bertanya padaku apakah aku mau jalan kaki pulang dengannya. Kujawab saja dengan, " Aku bawa sepeda temenku lho ". Dia tertawa. Tak percaya aku bawa sepeda. Akhirnya aku ingin menunjukkan buktinya dengan segera datang ke parkiran dan menuju tempat sepeda tadi kuparkir.
Detik pertama aku sampai di tempat parkir.
Detik kedua aku melihat ke sekeliling tempat parkir.
Detik ketiga............................aku tak menemukan sepeda itu.
Ya kawan.....itulah yang kubilang kelalaian. Aku tak menjaga Lorenzo hingga secara sempurna dia raib entah dicuri siapa.
Petang itu aku menangis air mata.
DAN HINGGA SEKARANG AKU MASIH MENANGIS DALAM HATI.
Sempurnalah sudah. Persahabatan yang kujalin bersamanya kian lama kian berubah. Sejak 2 tahun lalu, sejak saat itu...aku telah berjanji untuk menggantinya. Tapi...uang 1.700.000 lebih aku bahkan tak punya. Tabunganku????Aku tak pernah benar-benar punya tabungan kawan. Om-ku tak pernah lagi mengirimiku uang bulanan seperti saat dulu 3 semester awal aku di sini. Ayahku? Ibuku? Untuk makan saja mereka kesusahan, untuk memenuhi semua kebutuhan kuliahku saja mereka mesti gali lubang tutup lubang, untuk keperluan adik-adikku saja mereka harus rela kehilangan muka bekerja. Untuk itulah kenapa aku selalu mengandalkan BOP (Beasiswa Operasional Pendidikan) yang artinya kalau engkau dapat, engkau akan bebas membayar sks yang jutaan itu. Hingga akhirnya mentok di semester 5 kawan karena kebijakan fakultas yang mewajibkan setiap pengajuan beasiswa harus melampirkan proposal PKM (Pekan Kreatifitas Mahasiswa) yang aku sendiri tak pernah memilikinya. (Untuk bagian PKM ini mungkin akan kuceritakan di lain judul)
Untuk itulah kawan....aku di sini, aku tak pernah mendapat jatah bulanan. Kalau boleh kubilang....aku hanya akan diberi uang 100.000 atau bahkan mungkin 50.000 saja untuk mensuplai kebutuhanku hingga akhirnya aku akan minta lagi dan lagi dan lagi. Terjawab sudah kan kenapa aku enggan diajak nongkrong di tempat makan yang relatif mahal atau untuk sekedar nonton film terbaru di bioskop, atau mungkin kenapa aku tak pernah berusaha balas mentraktir kawan-kawanku yang saat ultah mereka mentraktirku.
Dan itulah kenapa kemudian kadang aku galau dengan diriku sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja aku masih tak mampu. Aku masih menjadi orang yang memikirkan "makan apa besok" bukan orang yang memikirkan "karya apalagi yang akan kuhasilkan besok"
Kembali lagi ke galauku tadi. Hingga sekarang.....hutang itu masih ada. Hingga sekarang aku masih memikirkan bagaimana aku bisa melunasinya. Hingga sekarang aku masih mengeluh tanpa usaha....
Dan keadaanku dengan sahabatku itu. Entahlah....aku masih tak enak dengannya. Aku masih membatasi pertemuanku dengannya. Aku masih takut aku akan mengatakan "aku belum bisa melunasinya sekarang...". Hingga kemudian aku menemukan foto itu. Sudah menjadi hebat dia sekarang.
Dia.........bolehkah kalau kubilang aku iri dengannya, tapi aku juga bangga padanya. Aku iri karena prestasi yang bisa kubanggakan sekarang hanyalah sekedar ini :
Piala siapakah itu?Bukan pialaku. Itu piala unit. Siapakah yang mendapatkan nama besar itu? Bukan aku....tapi unit. Intinya....kalah jauh aku dengannya. Kalau boleh kubilang....nilaiku nol (NOL BESAR). Inikah yang kemudian kubilang dulu bisa menjadikanku "siapa-aku". Inikah yang bisa kuraih sebagai ganjaran kelalaianku itu? Inikah pengganti yang sepadan aku dan sahabatku?
Aku sekarang.....seolah sedang di arena pertandingan. Semua mata menatap padaku. Semua orang tahu apa yang akan kulakukan. Pandangan mereka......pandangan harapan. Tapi badai berkecamuk dalam batinku. Aku takut menghadapi apa yang di depan. Aku tak pantas sebenarnya berada di arena pertandingan ini. Harusnya aku menjadi penonton saja.
Aku kadang berpikir. Sebegitu mudahkah mereka-mereka yang di sana berleha-leha, minta ini itu semuanya ada. Aku minta IPK 3 saja sudah kembang kempis aku. Aku minta satu judul skripsi saja sampai sekarang aku belum tahu. Aku minta untuk membayar ini itu, aku harus memikirkannya 1000 kali dulu. Aku minta menjadi diriku sendiri saja....aku masih saja takut.
Intinya......aku takut dengan semua kehidupan ini. Aku takut aku menhancurkan harapan orang tuaku untuk tepat lulus 4 tahun, untuk segera mencari kerja, untik segera menggantikan peran Bapakku membiayai adik-adikku. Aku takut aku tak mendapatkan apa-apa di hal yang kusukai sekarang. Aku bahkan takut akan diriku sendiri.
Sahabat...
kalau kau mendengarku sekarang, aku ingin mengatakan maaf mungkin untuk yang keseribu kalinya aku berucap
bukan karena aku tak mau membayar hutangku padamu
bukan.....
hanya saja kawan....
aku tak punya.....aku tak punya yang bisa untuk mengganti semua itu
orang tuaku pun, aku yakin mereka juga pasti sedang memikirkan bagaimana caranya
aku ingin engkau bersabar,,,,
maaf untuk membuatmu bersabar lagi.....
hanya saja.....
hanya itu yang bisa kulakukan sekarang
maaf....sekali lagi maaf....
Satu pertanyaan yang kemudian muncul di kepalaku, " Kenapa aku tak mencoba bekerja part time?"
Aku diam saja. Tak ada jawaban untuk itu.
-Terlihat jelaskah bahwa aku pribadi yang tak mau berusaha? Hanya mengeluh dan mengeluh saja? Beginikah aku terbentuk?-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setiap langkah menentukan masa depan seperti apa yang akan engkau pilih (Anonim)
Setiap langkah menentukan masa depan seperti apa yang akan engkau pilih (Anonim)
*Aku takut*
Kamis, 10 Mei 2012
Hutan Alam
Adalah mata kuliah SHA (Silvikultur Hutan Alam). Mata kuliah yang peminatnya paling sedikit, mata kuliah yang selama hampir 3 tahunku di sini, baru kali ini aku hanya kuliah bersama 12 mahasiswa lain dan 1 dosen sebagai fasilitatornya. Intinya ini mata kuliah paling limited edition dalam sejarah pengambilan sks-ku.
Jadi...bercerita sedikit tentang mata kuliah ini adalah bahwa kami di sini belajar bagaimana membangun suatu hutan alam. Pertanyaan pertama setelah saya melontarkan kalimat tersebut adalah " Hutan alam kok dibangun? Kan tinggal nunggu tumbuh saja "
Ooooo....jangan salahh....ternyata hutan alam atau yang orang-orang awam sebut sebagai hutan yang tak terusik (secara umumnya) punya ilmu juga untuk membangun. Itulah kenapa aku berinisiatif untuk men-share tulisan ini setelah sempat tadi siang kuliah SHA dan mendengarkan kawanku presentasi.
Jadi kawan...kalau boleh kubilang, hutan emang yang namanya hutan itu nggak usah diapa-apain juga pasti tumbuh. Lihat ada lahan kosong, tak usah diapa-apakan beberapa bulan kemudian pasti akan mulai tumbuh itu apa itu yang dinamakan tumbuhan bawah yang kalau orang-orang fakultasku bilang adalah tanaman-tanaman pioner (awal mula). Tapi tahukah kalian bahwa hutan alam yang kalian bangga-banggakan banyak pohon, ekosistemnya stabil, dan lain-lainnya itu secara ekologi (lingkungan) memang menguntungkan, tapi secara ekonomi???
Okelah kita mulai bicara ekonomi sekarang. Di era seperti ini, siapa sih yang nggak butuh uang? Siapa sih yang melakukan suatu pekerjaan tanpa embel-embel uang? Intinya sekarang ini kebutuhan semakin meningkat, akan tetapi pemenuh kebutuhan itu nggak cukup.
Hutan alam, sebagai suatu hutan yang secara ekologi oke menguntungkan, tapi secara ekonomi boleh dibilang "rendah". Tak banyak yang bisa diambil dari hutan alam terutama kalau kita bicara secara m3 (dalam luasan ha).
Untuk itulah....kemudian ilmu Silvikultur yang bisa didefinisikan sebagai perpaduan anatara ilmu dan seni membangun hutan muncul. Tak lain dan tak bukan adalah memaksimalkan potensi dari hutan alam tersebut. Salah satu cara paling ampuh yang bisa diterapkan dalam hutan alam adalah enrichment plantting (pengayaa). Jujur aku exited sekali dengan istilah enrichment plantting tersebut. Bukan apa-apa tapi seolah-olah orang yang menemukan metode itu dulunya pasti orang yang sangat hebat. Mampu melihat sisi lain di balik lebatnya hutan alam dan yang pasti dia seorang yang memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi.
Kembali lagi ke topik. Yups pengayaan. Pengayaan itu secara umumnya bisa diartikan sebagai metode penanaman pada lahan-lahan bekas tebangan dengan jenis-jenis yang hasil niaganya atau nilai ekonominya lebih tinggi. Inilah kemudian yang aku bilang jenius. Dengan sistem penanaman jalur, jenis-jenis tersebut dapat tumbuh maksimal di hutan alam tanpa kita harus merasa bersalah menghilangkan biodiversity dari hutan alam tersebut. Oya...aku lupa bilang...jadi hutan alam ini kawan-kawan...dia memiliki keunggulan biodiversity (keanekaragaman jenisnya) tinggi. Itulah kenapa tadi kubilang bahwa hutan alam menguntungkan secara ekologi (lingkungan).
Oke, dalam pengayaan ini kawan...kita bisa menanam tanaman yang nilai ekonominya tinggi. Sebut sajalah meranti. Jenis ini sekarang sedang marak dibudidayakan sebagai alternatif pengganti jati. Kayunya yang kuat cocok sekali untuk konstruksi bangunan. Dengan demikan, tak salah kemudian kalau kita memiliki angan-angan hutan alam akan setara produktivitasnya atau bahkan lebih baik daripada hutan tanaman asalkannnnnnn..................kita menanam ya harus dirawat baik-baik, jangan hanya menanam tanpa pengelolaan alias ditinggal tiduran ya :), biar hasil yang bisa dipanen besok juga baik.
-Sekian tulisan saya, semoga bermanfaat-
" kalau ditelaah lebih dalam kaitannya dengan kehidupan manusia....belajar hutan alam sama hal-nya belajar kehidupan "
Deg-Deg-an
Pertama, aku deg-deg-an
Kedua, deg-deg-an berasal dari ketakutan akan kekecewaan
Ketiga, aku deg-deg-an
Intinya, aku sedang deg-deg-an. Entah kenapa setelah mendapat sms itu aku deg-deg-an. "Habis apel ketemu aku dulu ya,,,!thxz :) "
Duh...obrolan apa yang akan kutemui nanti ya? Pikiran yang terlintas saat ini adalah " Kamu mau lanjut atau nggak? "
" Maju atau mundur "
Sekali lagi tentang maju atau mundur. Pernah kuceritakan sebelumnya tentang itu bukan? Dan sekarang, aku masih bimbang. Bimbang kenapa? Bimbang karena ketakutan. Ketakutan akan apa? Takut akan komitmen yang mendasari setiap langkah yang akan kuambil selanjutnya.
Lalu sebuah skenario muncul di kepala.
" Kamu niat lanjut atau nggak? "
" Niat..."
" Kalo niat kok masih abal-abal gitu?"
Akh! Suudzon! Kebiasaan membuat skenario yang akan berpengaruh pada pemikiran negatif. Harus segera dikurangi kalau tak mau membuatku direndahkan.
Lalu bagaimana?
Takutnya sudah agak berkurang, tapi.....masih bimbang.
Keputusan itu belum ada. Hanya sekedar ingin "let it flow" untuk kemudian siap datang sendiri ke depan dan menyatakan " Saya SIAP ". Kapan itu? Aku pun masih bimbang.
Terakhir...
Aku masih deg-deg-an.
Kedua, deg-deg-an berasal dari ketakutan akan kekecewaan
Ketiga, aku deg-deg-an
Intinya, aku sedang deg-deg-an. Entah kenapa setelah mendapat sms itu aku deg-deg-an. "Habis apel ketemu aku dulu ya,,,!thxz :) "
Duh...obrolan apa yang akan kutemui nanti ya? Pikiran yang terlintas saat ini adalah " Kamu mau lanjut atau nggak? "
" Maju atau mundur "
Sekali lagi tentang maju atau mundur. Pernah kuceritakan sebelumnya tentang itu bukan? Dan sekarang, aku masih bimbang. Bimbang kenapa? Bimbang karena ketakutan. Ketakutan akan apa? Takut akan komitmen yang mendasari setiap langkah yang akan kuambil selanjutnya.
Lalu sebuah skenario muncul di kepala.
" Kamu niat lanjut atau nggak? "
" Niat..."
" Kalo niat kok masih abal-abal gitu?"
Akh! Suudzon! Kebiasaan membuat skenario yang akan berpengaruh pada pemikiran negatif. Harus segera dikurangi kalau tak mau membuatku direndahkan.
Lalu bagaimana?
Takutnya sudah agak berkurang, tapi.....masih bimbang.
Keputusan itu belum ada. Hanya sekedar ingin "let it flow" untuk kemudian siap datang sendiri ke depan dan menyatakan " Saya SIAP ". Kapan itu? Aku pun masih bimbang.
Terakhir...
Aku masih deg-deg-an.
Artikel Again
3 Cara Jadi Perempuan Tak Terlupakan
Christina Andhika Setyanti | Dini | Selasa, 28 Februari 2012 | 14:47 WIB
Pria memang tertarik dengan perempuan yang tampil cantik bak model, namun mereka juga suka perempuan yang hangat, ramah, dan percaya diri.
Artikel Terkait:
KOMPAS.com - Tidak semua pria mendahulukan unsur fisik saja dalam memilih calon pasangan. Seringkali mereka pun bisa sangat tertarik pada perempuan yang secara keseluruhan memang menarik, baik dari penampilan maupun pembawaan dirinya. Karena itu, untuk mendapatkan pria idaman sebenarnya Anda tidak perlu mengeluarkan ongkos ekstra mahal supaya tampil lebih cantik dan terawat. Kuncinya hanya bagaimana caranya agar bisa menjadi perempuan yang sulit terlupakan.
1. Jadilah perempuan yang "bercahaya"
Jadilah perempuan yang ramah, dan selalu tersenyum. Lakukan kontak mata, dan gunakan bahasa tubuh yang terbuka. Berdiri dengan tangan bersedekap, kepala yang teracung ke atas, dan ekspresi wajah yang serius ala Victoria Beckham akan percuma. Sikap yang ramah dan terbuka, tidak ragu untuk menyapa lebih dahulu, akan membuat pria lebih ingin merespons ketimbang jika Anda lebih memperhatikan penampilan dan sibuk sendiri.
2. Percaya diri
Pria sangat tertarik pada perempuan yang hangat dan percaya diri. Daripada mengkhawatirkan berbagai hal yang tidak penting, seperti apa yang harus dilakukan agar ia menyukai Anda, sebaiknya bersikap saja sewajarnya. Dalam menjalin hubungan, Anda tidak bersikap posesif atau bersikap seperti needy girlfriend. Anda tidak berkeluh-kesah tentang kondisi tubuh Anda yang kurang sempurna, dan tidak berusaha mengubah dirinya menjadi seperti yang Anda inginkan. Anda memberinya kebebasan, dan sebaliknya Anda pun memiliki cukup aktivitas pribadi yang membuat Anda sibuk. Tetapi ingat, jangan terlalu berlebihan dalam menunjukkan kepercayaan diri Anda. Si dia juga butuh perhatian Anda!
3. Penampilan
Tak bisa dipungkiri bahwa penampilan juga mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap Anda. Namun, sebaiknya tampil saja sesuai dengan gaya yang membuat Anda nyaman dan cantik. Tak perlu terlalu memikirkan gaya yang Anda pikir akan disukainya, namun sebenarnya tidak nyaman Anda kenakan. Misalnya saja, mentang-mentang high heelsmembuat kaki perempuan terlihat lebih jenjang dan seksi, Anda lantas berkeras memakainya. Padahal, Anda setengah mati menahan nyeri di betis dan tumit Anda.
1. Jadilah perempuan yang "bercahaya"
Jadilah perempuan yang ramah, dan selalu tersenyum. Lakukan kontak mata, dan gunakan bahasa tubuh yang terbuka. Berdiri dengan tangan bersedekap, kepala yang teracung ke atas, dan ekspresi wajah yang serius ala Victoria Beckham akan percuma. Sikap yang ramah dan terbuka, tidak ragu untuk menyapa lebih dahulu, akan membuat pria lebih ingin merespons ketimbang jika Anda lebih memperhatikan penampilan dan sibuk sendiri.
2. Percaya diri
Pria sangat tertarik pada perempuan yang hangat dan percaya diri. Daripada mengkhawatirkan berbagai hal yang tidak penting, seperti apa yang harus dilakukan agar ia menyukai Anda, sebaiknya bersikap saja sewajarnya. Dalam menjalin hubungan, Anda tidak bersikap posesif atau bersikap seperti needy girlfriend. Anda tidak berkeluh-kesah tentang kondisi tubuh Anda yang kurang sempurna, dan tidak berusaha mengubah dirinya menjadi seperti yang Anda inginkan. Anda memberinya kebebasan, dan sebaliknya Anda pun memiliki cukup aktivitas pribadi yang membuat Anda sibuk. Tetapi ingat, jangan terlalu berlebihan dalam menunjukkan kepercayaan diri Anda. Si dia juga butuh perhatian Anda!
3. Penampilan
Tak bisa dipungkiri bahwa penampilan juga mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap Anda. Namun, sebaiknya tampil saja sesuai dengan gaya yang membuat Anda nyaman dan cantik. Tak perlu terlalu memikirkan gaya yang Anda pikir akan disukainya, namun sebenarnya tidak nyaman Anda kenakan. Misalnya saja, mentang-mentang high heelsmembuat kaki perempuan terlihat lebih jenjang dan seksi, Anda lantas berkeras memakainya. Padahal, Anda setengah mati menahan nyeri di betis dan tumit Anda.
Sumber: Your Tango
Selasa, 08 Mei 2012
Goresan Sang Pena
" Dan satu lagi...
Tolong jangan sangsikan perasaan ini untukmu...
Paling tidak untuk hari ini, besok, lusa dan satu minggu ke depan...
Hanya itu yang ku mau... "
Tolong jangan sangsikan perasaan ini untukmu...
Paling tidak untuk hari ini, besok, lusa dan satu minggu ke depan...
Hanya itu yang ku mau... "
Sumber dari aalang.blogspot
Kalimat singkat, padat dan khas dia. Tulisan ini akan selalu jadi pengingat dan peneduh untukku. Terimakasih untuk percaya...terimakasih untuk selalu disini menunggu dan menemaniku....terimakasih untuk setiap waktu setelah aku mengenalmu ^_^
Can I Have This Dance
Take my hand, take a breath
Pull me close and take one step
Keep your eyes locked on mine,
And let the music be your guide.
Won’t you promise me (now won’t you promise me, that you’ll never forget)
We’ll keep dancing (to keep dancing) wherever we go next
It’s like catching lightning the chances of finding someone like you
It’s one in a million, the chances of feeling the way we do
And with every step together, we just keep on getting better
So can I have this dance (can I have this dance)
Can I have this dance
Take my hand, I’ll take the lead
And every turn will be safe with me
Don’t be afraid, afraid to fall
You know I’ll catch you threw it all
And you can’t keep us apart (even a thousand miles, can’t keep us apart)
’Cause my heart is (cause my heart is) wherever you are
It’s like catching lightning the chances of finding someone like you
It’s one in a million, the chances of feeling the way we do
And with every step together, we just keep on getting better
So can I have this dance (can I have this dance)
Can I have this dance
Oh no mountains too high enough, oceans too wide
’Cause together or not, our dance won’t stop
Let it rain, let it pour
What we have is worth fighting for
You know I believe, that we were meant to be
It’s like catching lightning the chances of finding someone like you (like you)
It’s one in a million, the chances of feeling the way we do (way we do)
And with every step together, we just keep on getting better
So can I have this dance (can I have this dance)
Can I have this dance
Can I have this dance
Can I have this dance
To: Aa... :)
Senin, 07 Mei 2012
Sebuah Artikel
Cara Menyikapi Teman yang Membenci Kekasih Anda
Hestianingsih - wolipop
Dok. Thinkstock
Menurut pakar percintaan Harriet Lerner, PhD, bisa ada beberapa alasan kenapa teman tidak bisa menerima pria baru dalam hidup Anda dengan tangan terbuka.
"Mereka mungkin sudah terlanjur terbiasa dengan status single Anda, dan kehadiran orang baru akan dianggap memengaruhi hubungan pertemanan dalam suatu kelompok,“ jelas Harriet, seperti dikutip dari GalTime.
Penulis buku 'Marriage Rules: A Manual for the Married and Coupled Up' ini juga menambahkan bahwa mereka takut Anda akan jadi berbeda saat berada di dekat kekasih. Teman-teman juga takut Anda tak lagi menjadi diri sendiri dan tak ada waktu lagi untuk mereka.
Bisa juga karena teman melihat kekasih baru Anda bukan pria yang baik atau dia terlalu mengekang dan membatasi waktu kumpul Anda bersama mereka. "Atau kekasih Anda merupakan orang menyebalkan yang banyak omong, sehingga menimbulkan suasana tidak nyaman saat sedang berkumpul," tambah Harriet.
Saat teman dan kekasih saling berselisih, Anda pun dihadapkan pada sebuah dilema; pilih teman atau kekasih? Sebenarnya, Anda tak perlu memilih salah satu. Ada cara bijak untuk menyikapi perselisihan atau jadi penengah antara kekasih dan teman.
1. Jangan Korbankan Pertemanan Demi Kekasih
Sebesar apapun rasa cinta Anda, jangan sampai membuat Anda mengabaikan teman. Sesekali habiskan waktu sendiri saja bersama teman-teman dan buat mereka merasa dihargai, bahkan ketika mereka tak akur dengan kekasih Anda. Saat berkumpul, jangan selalu membicarakan kekasih baru Anda itu dalam setiap percakapan. Tak perlu juga memaksa kekasih untuk bergabung dan membaur dengan teman-teman. Setidaknya, sampai hubungan mereka membaik.
2. Teman Tidak Harus Menyukai Si Dia
Tunjukkan pada reman kalau Anda tidak mengharapkan mereka untuk menyukai sang kekasih. Tapi buat mereka tahu kalau Anda berharap mereka untuk memperlakukan si dia dengan baik, dan menghargainya sebagai orang spesial dalam hidup Anda.
Lakukan hal yang sama pada kekasih. Dengan kata lain, tegaskan bahwa Anda tidak mau mendengar kekasih menjelek-jelekkan teman. Minta si dia menghargai teman-teman, setidaknya demi Anda.
3. Dengarkan
Dengarkan dengan pikiran terbuka tentang kritik yang dilontarkan teman terhadap kekasih baru Anda. Lalu bicarakan dari hati ke hati dan minta mereka menjelaskan secara jelas dan spesifik apa yang membuat mereka terganggu dengan sang kekasih. Tanyakan dan dengarkan pendapat mereka tanpa memotong pembicaraan, mengoreksi atau membela kekasih. Mendengar pendapat teman sangat penting, apalagi bila mereka tahu Anda pernah disakiti pria di masa lalu.
4. Buat Batasan
Setelah selesai mendengarkan, Anda harus tahu kapan harus berargumen dan mengambil keputusan. Jika menurut mereka kekasih baru Anda kurang bersahabat dan bersikap dingin, tegaskan bahwa dia perlu waktu sedikit lama untuk beradaptasi dengan orang baru. Jelaskan bahwa Anda perlu menjalani hubungan ini apapun risikonya. Kalaupun akhirnya nanti gagal, yakinkan pada mereka bahwa itu sebagai pengalaman hidup yang membuat Anda jadi pribadi yang lebih bijak dan dewasa dalam mengambil keputusan.
(hst/hst)
Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi :
Informasi pemasangan iklan
hubungi :
- email : sales[at]detik.com
Langganan:
Postingan (Atom)