Kamis, 10 Mei 2012

Hutan Alam




Tak ingin terkesan apa dengan tulisan ini, hanya sekedar ingin men-share kan saja apa yang kudapat dari beberapa kuliah yang menyangkut dengan jurusanku.

Adalah mata kuliah SHA (Silvikultur Hutan Alam). Mata kuliah yang peminatnya paling sedikit, mata kuliah yang selama hampir 3 tahunku di sini, baru kali ini aku hanya kuliah bersama 12 mahasiswa lain dan 1 dosen sebagai fasilitatornya. Intinya ini mata kuliah paling limited edition dalam sejarah pengambilan sks-ku.


Jadi...bercerita sedikit tentang mata kuliah ini adalah bahwa kami di sini belajar bagaimana membangun suatu hutan alam. Pertanyaan pertama setelah saya melontarkan kalimat tersebut adalah " Hutan alam kok dibangun? Kan tinggal nunggu tumbuh saja "

Ooooo....jangan salahh....ternyata hutan alam atau yang orang-orang awam sebut sebagai hutan yang tak terusik (secara umumnya) punya ilmu juga untuk membangun. Itulah kenapa aku berinisiatif untuk men-share tulisan ini setelah sempat tadi siang kuliah SHA dan mendengarkan kawanku presentasi.


Jadi kawan...kalau boleh kubilang, hutan emang yang namanya hutan itu nggak usah diapa-apain juga pasti tumbuh. Lihat ada lahan kosong, tak usah diapa-apakan beberapa bulan kemudian pasti akan mulai tumbuh itu apa itu yang dinamakan tumbuhan bawah yang kalau orang-orang fakultasku bilang adalah tanaman-tanaman pioner (awal mula). Tapi tahukah kalian bahwa hutan alam yang kalian bangga-banggakan banyak pohon, ekosistemnya stabil, dan lain-lainnya itu secara ekologi (lingkungan) memang menguntungkan, tapi secara ekonomi???

Okelah kita mulai bicara ekonomi sekarang. Di era seperti ini, siapa sih yang nggak butuh uang? Siapa sih yang melakukan suatu pekerjaan tanpa embel-embel uang? Intinya sekarang ini kebutuhan semakin meningkat, akan tetapi pemenuh kebutuhan itu nggak cukup. 

Hutan alam, sebagai suatu hutan yang secara ekologi oke menguntungkan, tapi secara ekonomi boleh dibilang "rendah". Tak banyak yang bisa diambil dari hutan alam terutama kalau kita bicara secara m3 (dalam luasan ha). 

Untuk itulah....kemudian ilmu Silvikultur yang bisa didefinisikan sebagai perpaduan anatara ilmu dan seni membangun hutan muncul. Tak lain dan tak bukan adalah memaksimalkan potensi dari hutan alam tersebut. Salah satu cara paling ampuh yang bisa diterapkan dalam hutan alam adalah enrichment plantting (pengayaa).  Jujur aku exited sekali dengan istilah enrichment plantting tersebut. Bukan apa-apa tapi seolah-olah orang yang menemukan metode itu dulunya pasti orang yang sangat hebat. Mampu melihat sisi lain di balik lebatnya hutan alam dan yang pasti dia seorang yang memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi.

Kembali lagi ke topik. Yups pengayaan. Pengayaan itu secara umumnya bisa diartikan sebagai metode penanaman pada lahan-lahan bekas tebangan dengan jenis-jenis yang hasil niaganya atau nilai ekonominya lebih tinggi. Inilah kemudian yang aku bilang jenius. Dengan sistem penanaman jalur, jenis-jenis tersebut dapat tumbuh maksimal di hutan alam tanpa kita harus merasa bersalah menghilangkan biodiversity dari hutan alam tersebut. Oya...aku lupa bilang...jadi hutan alam ini kawan-kawan...dia memiliki keunggulan biodiversity (keanekaragaman jenisnya) tinggi. Itulah kenapa tadi kubilang bahwa hutan alam menguntungkan secara ekologi (lingkungan).

Oke, dalam pengayaan ini kawan...kita bisa menanam tanaman yang nilai ekonominya tinggi. Sebut sajalah meranti. Jenis ini sekarang sedang marak dibudidayakan sebagai alternatif pengganti jati. Kayunya yang kuat cocok sekali untuk konstruksi bangunan. Dengan demikan, tak salah kemudian kalau kita memiliki angan-angan hutan alam akan setara produktivitasnya atau bahkan lebih baik daripada hutan tanaman asalkannnnnnn..................kita menanam ya harus dirawat baik-baik, jangan hanya menanam tanpa pengelolaan alias ditinggal tiduran ya :), biar hasil yang bisa dipanen besok juga baik.

-Sekian tulisan saya, semoga bermanfaat-
" kalau ditelaah lebih dalam kaitannya dengan kehidupan manusia....belajar hutan alam sama hal-nya belajar kehidupan "



Tidak ada komentar:

Posting Komentar